Pilihan

Jumat, 11 Maret 2011

Fenomena Akhwat Facebook-ers



Suatu hari saat chatting YM, saat aku belum memiliki akun FB..

"Ada FB ga?"

"Ga ada. Adanya blog multiply. perempuanlangitbiru.multiply.com.."

Tak berapa lama kemudian.

"Kok foto di MPmu (multiply, red), anak kecil semuanya siih?? Fotomu mana?",
tanya seorang akhwat yang baru dikenal dari forum radiopengajian.com.

", jawabku.J"Itu semua foto keponakanku yang lucu.. 

Suatu hari di pertemuan bulanan arisan keluarga..

"De' kok di FBmu ga ada fotomu siih??", tanya kakak sepupu yang baru aja
ngeadd FB-ku.

"Hehe.. Ntar banyak fansnya..", jawabku singkat sambil nyengir.

Suatu siang di pertemuan pekanan..

"Kak, foto yang aku tag di FB diremove ya? Kenapa kak??", tanya seorang adik
yang hanya berbeda setahun dibawahku..

"He..", jawabku sambil senyum nyengir yang agak maksa.

Suatu malam di rumah seorang murid.

"FBmu apa?? Saya add ya..", tanya bapak dari muridku.

Setelah add FBku sang bapak bertanya: "Kok ga ada fotonya siih??"

Aku hanya bisa ber-hehe-ria.

Dari beberapa kejadian itu, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa yang pertama
kali dilihat orang ketika meng-add FB seseorang adalah fotonya. Entahlah apa
alasannya, mungkin memang ingin tahu bagaimana wajah sang pemilik akun FB,
padahal kan yang di add biasanya yang sudah dikenal. Lantas jika memang sang
empunya akun tidak memajang foto dirinya di FB, langsung deh jadi bahan
pertanyaan, bahkan untuk seorang akhwat sekalipun.

Jika ditilik-tilik, fenomena foto akhwat yang bertebaran di dunia maya
nampaknya sudah bukan barang asing lagi. Kita dengan mudah menemuinya
termasuk di FB. FB yang merupakan suatu situs jejaring sosial begitu
berdampak besar bagi pergaulan masyarakat dunia, pun termasuk pergaulan di
dunia ikhwan akhwat.

Maraknya foto akhwat yang bertebaran di FB, membuat LDK (Lembaga Da'wah
Kampus) suatu kampus ternama harus membuat peraturan yaitu tidak
memperbolehkan akhwat aktivis da'wah kampus memajang foto dirinya di FB.
Tentu saja banyak reaksi yang muncul dari peraturan dan kebijakan itu, mulai
dari yang taat menerima dengan lapang dada sampai ada juga yang mem'bandel'.
Namun apalah arti sebuah peraturan jika memang kita tidak mengetahui fungsi
dan tujuannya dengan benar, dapat dipastikan peraturan hanya untuk dilanggar
jika ditegakkan tanpa kepahaman.

****

Di suatu pertemuan para akhwat aktivis da'wah kampus..

"Ayolaaah,, foto bareng..", rayuku sebagai fotografer ketika terheran-heran
melihat seorang akhwat yang tidak mau ikut foto, menjauhi kumpulan akhwat
yang siap-siap berpose.

Selidik punya selidik ternyata akhwat tersebut kapok untuk difoto karena
fotonya beredar di FB padahal dia ga punya FB. Fotonya bisa beredar di FB
karena teman-teman satu jurusan mengunduh foto momen bersama di FB yang
tentu saja ada dirinya di dalam foto itu. Padahal saat itu, aku belum punya
FB (hanya memiliki blog di multiply) dan tidak terbersit sedikit pun berniat
untuk mempublish foto itu di dunia maya, yaaa hanya untuk disimpan di folder
pribadiku. Foto kebersamaan dengan para saudari seperjuangan yang bisa
membangkitkan semangat di saat-saat tak bersemangat, hanya dengan
melihatnya.

Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata benar bahwa orang-orang termasuk
akhwat sudah terbiasa berkata: "Nanti jangan lupa di upload n di tag in di
FB ya.." setelah melakukan foto bersama.

Benar saja! Di suatu kesempatan berselancar di dunia maya, di saat aku
akhirnya memutuskan membuat akun FB, melihat-lihat, berkunjung ke FB para
akhwat, dan ternyata benar saja foto-foto akhwat dengan mudah dilihat para
pengguna FB yang telah menjadi temannya. Aku yang memiliki kepribadian
idealis-pemimpi agak terkejut juga melihat hal itu, secara baru terjun di
dunia perFBan. Terkejut karena kecantikan para akhwat dengan mudah dinikmati
oleh orang lain. Aku agak bingung juga harus bagaimana melihat fenomena
akhwat facebook-ers. Ada kekhawatiran apakah terlalu idealisnya pikiranku
yang mungkin sebenarnya mengunduh foto sudah menjadi hal yang biasa saja di
kalangan para akhwat. Itulah realita yang ada. Entah apa yang
melatarbelakangi para akhwat akhirnya mengunduh foto pribadinya atau bersama
rekan-rekannya di FB.

Hingga akhirnya pada suatu hari, terjadilah sebuah percakapan:

"Kenapa siih yang dilarang majang foto itu cuma akhwat? Kenapa ikhwan juga
ga dilarang?? Bukannya sama aja ya?? Sama-sama bakalan dinikmati kecantikan
atau kegantengannya kan??", tanyaku bertubi-tubi kepada seorang saudari yang
sepemikiran denganku tentang fenomena foto akhwat di FB.

"Ya beda-lah.. Coba kita liat para cewek yang ngefans sama artis-artis cowok
Korea, mereka cuma ngeliat cowok Korea itu sekadar suka-suka yang
berlebihan.. Udaaaah,, hanya sebatas suka ngeliat. Tapi kalo cowok yang
ngeliat foto cewek, itu beda. Kamu tau kan kalo daya lihat para cowok itu
berbeda?? Ada pemikiran-pemikiran tertentu dari para cowok ketika melihat
seorang cewek bahkan hanya sekadar foto."

Hmm.. yayaya.. Memang aku pernah mendengar bahwa daya lihat seorang
laki-laki itu 3 dimensi. Laki-laki bisa membayangkan dan memikirkan hal-hal
yang abstrak diluar dari yang dia lihat. Bahkan katanya lagi, seorang
laki-laki bisa saja memikirkan seorang perempuan tanpa berbusana hanya
karena melihat seorang perempuan yang berbusana mini berlalu di hadapannya.
Namun kebenaran itu belum bisa kubuktikan karena aku hanyalah seorang
perempuan biasa bukan seorang laki-laki.

Pantas saja Allah memerintahkan kita untuk menahan pandangan, seperti dalam
firman-NYA:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya. . . . ." [QS. An-Nuur : 30-31]

Ayat ini turun saat Nabi Shalallahu a'laihi wassalam pernah memalingkan muka
anak pamannya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl
berlama-lama memandang wanita Khats'amiyah pada waktu haji. Dalam suatu
riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu
a'laihi wassalam, "Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?" Beliau
Shalallahu a'laihi wassalam menjawab, "Saya melihat seorang pemuda dan
seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap
mereka."

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa yang diperintahkan untuk menahan
pandangan bukan saja laki-laki namun juga perempuan. Untuk itu, sudah
seharusnya kita menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak seharusnya kita
pandang.

Lalu apa hubungannya dengan pemajangan foto di dunia maya??

Jika dulu kasus menjaga pandangan hanya karena bertemu dan bertatap
langsung, namun saat ini sudah lebih canggih lagi, tanpa bertemu dan
bertatap pun, godaan menahan pandangan itu tetap ada. Ya! Bisa jadi dengan
banyaknya bertebaran foto akhwat di dunia maya, itulah godaan terbesar. Buat
para ikhwan, harus mampu menahan pandangan di saat berselancar di dunia
maya, di saat-saat kesendirian berada di depan layar komputer ataupun
laptop. Kondisikan hati terpaut dengan Allah saat-saat kesendirian, jangan
sampai kita menikmati foto akhwat yang bertebaran di dunia maya. Buat para
akhwat, yang memang merupakan godaan terbesar bagi para ikhwan, akankah kita
terus menciptakan peluang untuk membuat para ikhwan ter'paksa' memandangi
foto-foto pribadi kita?

****

Kejadian demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak
menyadarkanku akan pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak
mudah mengupload foto dirinya di dunia maya.

Beberapa hari belakangan ini, ketika sedang mencari desain kebaya wisuda
untuk muslimah berjilbab di mesin pencari google, diri ini dipertemukan
dengan sebuah blog yang bernama 'jilbab lovers'. Pecinta jilbab. Ya! Sesuai
namanya, di blog itu berisi hampir semuanya adalah foto-foto muslimah
berjilbab dengan berbagai pose. Di antara beberapa foto muslimah berjilbab
itu, aku temukan 3 komentar yang mengomentari foto seorang gadis, aku akui
gadis dalam foto itu sungguh cantik, memenuhi kriteria wanita cantik yang
biasanya dikatakan sebagian besar orang. Beginilah kurang lebih komentar 3
orang laki-laki pada foto gadis itu dengan sedikit perubahan:

" Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa. salam
kenal.."

"Subhanallah ada juga makhluk Allah seperti ini ya.."

"Subhanallah.."

Jika kita lihat ke-3 komentar diatas, bisa dilihat bahwa komentarnya begitu
islami dengan kata-kata Subhanallah namun juga menyiratkan bahwa sang
komentator begitu menikmati kecantikan sang gadis di dalam foto. Hal ini
menandakan bahwa siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan
menikmati kecantikan sang gadis berjilbab. Allahurobbi,, akankah kita -para
akhwat- rela jika kecantikan diri kita dapat dengan bebas dinikmati oleh
orang lain yang belum halal bagi kita bahkan belum kita kenal?

Mungkin akan ada sebagian dari kita -para akhwat- yang akan menepisnya:
"Aaahh,, itu kan foto close up. Kalo foto bareng-bareng ya gpp donk??"

Hmm.. ada satu lagi yang kutemukan di dunia maya mengenai foto muslimah
berjilbab. Pernah suatu hari, ketika diri ini mencari gambar kartun akhwat
untuk sebuah publikasi acara LDF (Lembaga Da'wah Fakultas) di mbah google,
kutemukan foto muslimah berjilbab yang sudah diedit sedemikian rupa hingga
menjadi sebuah gambar porno. Memang gambar itu tidak kutemukan langsung
diawal-awal halaman pencarian google, tapi berada di halaman kesekian puluh
dari hasil pencarian keyword yang aku masukkan. Terlihat foto wajah sang
muslimah begitu kecil (kuduga dicrop dari sebuah foto) dan dibagian bawah
wajah sang muslimah berjilbab diedit dengan dipasangkan foto/gambar sesuatu
yang seharusnya tidak diperlihatkan. Naudzubillahimindzalik..

Bagaimana perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang
sudah diedit menjadi gambar porno dan dinikmati oleh orang banyak di dunia
maya? Atau bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto
kita yang sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar porno?

Semoga saja hal ini tidak menimpa diri kita. Ya Rabb,, bantu kami -para
akhwat- untuk menjaga kemuliaan diri kami..

Mungkin kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini.

Suatu ketika, diri ini menemukan blog (multiply, red) seorang ustadz. Dalam
blog itu, terlihat foto sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil,
tanpa terlihat ada istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan:"mohon maaf
tidak menampilkan foto istri saya.."

Dari situ aku ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak
ingin menampilkan foto sang istri. Bisa jadi karena begitu besar cintanya
terhadap sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri
selain dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb,, semoga
kami -para akhwat- bisa menjaga kemuliaan diri kami..

Mungkin kita bisa mengambil hikmah dari kejadian di bawah ini.

Baru saja kemarin, di perkampungan multiply, MP, ada berita bahwa ada
seorang ikhwan yang tiba-tiba minta ta'aruf dengan seorang akhwat padahal
belum kenal sang akhwat dan hanya melihat foto sang akhwat di FB. Huufffhh..
ada-ada aja..

Jika diliat dari akar masalahnya mungkin berasal dari foto sang akhwat di
FB, bukan begitu??

Jadi, apa yang akan kita -para akhwat- lakukan setelah ini??

****

Tulisan ini dipublish terutama ditujukan pada diri sendiri sebagai seorang
akhwat yang masih harus terus belajar menjaga kemuliaan diri serta untuk
saling mengingatkan para facebookers yang lain. Semoga kita bisa menjaga
kemuliaan diri kita sebagai seorang akhwat ketika berada di dunia maya.
Ketika kita -para akhwat- ingin mengupload foto pribadi atau bersama sahabat
seperjuangan di dunia maya, tanyakan lagi pada hati kita: untuk apa foto itu
dipublish di dunia maya, timbangkanlah masak-masak sebelum menguploadnya,
lebih banyak manfaat atau mudharatnya. Tentunya bukan hanya masalah foto
yang terpampang di dunia maya yang mengharuskan kita menjaga kemuliaan diri
tapi juga ketika kita berinteraksi di dunia maya, entah melalui comment
ataupun fasilitas chat yang bersifat lebih privacy.

"Kejahatan itu bukan hanya sekadar berasal dari niat seseorang untuk berbuat
jahat tapi karena ada kesempatan. Waspadalah..Waspadalah.."

Semangat bermanfaat!

Jadikan dunia maya sebagai ladang amal kita


Artikel Lepas  

10/3/2011 | 06 Rabiuts Tsani 1432 H | Hits: 2.609

Oleh: Lhinblue alfayruz  

 
dakwatuna.com - 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar